Thursday, December 01, 2005

Bahkan Tuhan pun Punya Friendster

Merry Magdalena untuk Detik

“Hai”

“Hai, ASL please.”

“20 f jkt. Kamu?”

“22 m jkt. Ada FS?”

“Apa itu FS?”

“Friendster. Gini hari ngga punya Friendster?”

Itu sebuah percakapan di bilik chat room. FS alias Friendster sudah jadi semacam kualifikasi bagi peserta chat. Lebih simple dan efisien untuk saling bertukar foto dan jati diri. Kalau masih menjumpai teman chat yang minta dikirimi foto lewat email, maka siap-siap saja untuk “dicaci”, dianggap kuno, ketinggalan zaman. “Gini hari belum punya FS? Kemana aja lu?” Mengapa harus FS?

“Dengan adanya FS, kita bisa lebih yakin dengan teman chat kita. Setidaknya jelas namanya, tempat dia kerja, alumni mana dan yang pasti tampangnya,” komentar seorang chatter. Bisa saja akun FS itu palsu, tapi kelamaan akan ketahuan juga. Seperti kita tahu, FS adalah portal gaul yang bukan sekadar berisi foto dan jati diri, sekaligus juga semacam social networking, jaringan sosial dari satu member ke member lainnya. Ada pula fitur testimoni dimana teman yang bersangkutan bisa memberi kesaksian mengenai polah tingkah di pemilik profil. Yang testimoninya nol, temannya sedikit, tidak ada foto, maka bisa dicurigai sebagai akun FS tak jelas. Jadi bisa kita tolak kapan saja,dimana saja.

Mengapa harus FS? Mengapa tidak portal gaul lain seperti Yahoo 360, Hi5, Multiply, Live Connector, atau Orkut? Seorang teman yang “gaul abis” mempunyai akun di FS, Yahoo 360, Hi5, Live Connector bahkan Nasseb, sebuah portal gaul khusus muslim. Berdasar testimoninya, jumlah temannya yang paling banyak tetap di FS. “Susah buat mengundang teman ke portal lain,” ujarnya kepada saya. Teman lain lagi saat ditanya, “Ikut Orkut?” Justru menjawab,”Apaan tuh Orkut?” Padahal ia punya ratusan teman di akun FS-nya. Saya pribadi mencoba ikut bergabung dengan Yahoo 360. Tetap saja, gaungnya tak seheboh FS. Rata-rata teman yang saya undang bergabung di Yahoo 360 sudah punya akun di FS dan mengaku malas menambah jumlah akun di portal gaul lain. “Capek ngurusinnya,” ungkap Didin, panggilan akrab Solehudin yang bernama maya Pataka.

Fakesters

Padahal FS bukanlah produk lokal seperti halnya www.gree.jp atau www.mixi.jp yang begitu digandrungi penduduk Matahari Terbit . FS adalah buatan Jonathan Abrams asal California pada 2002. Portal yang kelamaan menambahkan fitur blog ini mulai dikenal di Indonesia sejak sejumlah stasiun radio swasta mempopulerkannya. Radio Prambors misalnya secara on air mengumumkan akun FS-nya pada kisaran awal tahun 2004. Ditambah tokoh Dedi Mahendra Desta, penyiarnya yang juga drummer Club 80s, Prambors berhasil mendongkrak popularitas FS. Desta yang dinobatkan sebagai The King of Friendster sampai hari ini telah mempunyai sedikitnya 10 akun asli di FS.

Kepada Wikipedia, FS mengklaim sudah memiliki lebih dari 20 juta anggota dari seantero dunia. Itu antara yang “ada” dan “tiada”, sebab tidak semuanya aktif dan tergolong akun asli. Kalau disaring lagi bisa jadi hanya dua juta saja. Pemilik akun FS tidak selalu individu, bisa perusahaan, kelompok musik, fans club, stasiun radio, komunitas milis dan sejenisnya. Ada pula yang disebut dengan “fakesters” yakni akun palsu.

Untuk yang terakhir ini jangan ditanya lagi. Kalau menemukan akun Brad Pitt, bisa dipastikan itu palsu. Atau ketik saja nama Dian Sastro di panel user search, maka akan muncul puluhan profil pacar anak Yapto Soeryo Soemarmo itu. Bahkan Tuhan pun punya FS. Demikian juga Jesus, Allah, HM. Soeharto, setan, devil, Lucifer sampai si pemangsa mayat, Sumanto, lengkap dengan fotonya. Akibat ulah “fakesters”, seorang pengamat Teknologi Informasi (TI) Indonesia sempat dibuat berang. Sebab dalam profil palsunya di FS itu sang pengamat TI digambarkan sebagai sosok yang sangat jauh dari kenyataan.

Di Indonesia FS sudah punya tempat khusus di hati begitu banyak komunitas maya. Terlebih lagi sejak Juli 2004 kemarin sudah berjalan di aplikasi PHP setelah melalui aplikasi beta dan JSP.

Menyusul sukses FS, portal raksasa Yahoo! tidak mau ketinggalan. Pada 29 Maret 2005 lalu muncul Yahoo!360 yang mirip FS. Bedanya, untuk memiliki akun di sini haruslah di-invite oleh member terdahulu. Agaknnya Yahoo berusaha memanfaatkan iklim gaul di Internet yang melanda dunia. Terlebih lagi portal tersebut jelas-jelas sudah lumayan komplit dengan fitu gaul lain seperti Yahoogroups, Yahoo Messenger (YM), Yahoo Personal, dan banyak lagi. Kelebihan Yahoo!360 dari FS adalah member cukup melakukan sekali log in saja maka bisa mengakses Yahoo!360, email, milis, juga YM. Tidak perlu keluar masuk akun berulang kali. Sama dengan FS, Yahoo!360 juga dilengkapi blog, share photos, testimoni dan sejenisnya. Namun untuk menjaring teman di Yahoo!360 tidaklah semudah FS. Ini saya alami sendiri. Akibatnya, teman saya di Yahoo!360 tidak sebanyak di FS. Apa pasal? Bisa jadi ini disebabkan Yahoo!360 “ketinggalan kereta”. Teman-teman di Indonesia sudah terburu masuk ke “gerbong” FS dan berasyik masyuk di sana. Jadi Yahoo!360 hanya dianggap sebagai pelengkap semata.

Fanatik

Sebelum Yahoo!360, sesungguhnya sudah ada Multiply, portal gaul sejenis yang lebih mengutamakan blogshare. Dibuat oleh Peter Pezaris asal Florida, AS, pada Desember 2003, Multiply memiliki penggemar fanatik yang memang jumlahnya tidak sebanyak FS. Tapi sekali seseorang bergabung dengan Multiply, maka ia akan terus aktif. “Di sini kita bisa sekaligus membuat blog dan foto, berbagi dengan yang lain, mencari teman baru, juga membuat ulasan,” ujar Job, seorang pehobi Multiply. Bisa diibaratkan Multiply adalah sebuah majalah pribadi di dunia maya. Bukan profil member yang diutamakan, melainkan opininya yang bisa dalam bentuk tulisan maupun foto dan gambar. Bedanya dengan fitur blog biasa, Multiply memiliki template standarsehingga member tak perlu pusing-pusing memilih aneka template atau mendesain sendiri.

Lalu ada lagi yang namanya Orkut. Beda dengan FS, Orkut merupakan portal gaul antar komunitas. Diciptakan oleh para karyawan Google asal Turki pada Januari 2004, portal ini justru banyak diminati di Brazil. Berdasar klaim mereka, hingga September tahun lalu mereka sudah memiliki member 2 juta-an. Sebanyak 73 persen member Orkut berasal dari Brasil, 6 persen AS, 5 persen Iran dan 3 persennya dari Pakistan. Di Indonesia, portal gaul ini masih kurang popular.

Selain portal-portal tadi, ada Hi5!, Nasseb, Live Connector dan banyak lagi. Sayang mereka masih sulit untuk merebut hati komunitas gaul di dunia maya akibat sudah terdului oleh FS.

Kendati FS, forum chatting serta aneka forum gaul lain tak bisa dijadikan patokan bahwa orang Indonesia sudah tidak gagap teknologi alias gaptek, saya pribadi termasuk yang berbangga hati kalau banyak orang kita yang berlaga di sana. Awalnya memang hanya bergaul, chit chat, main games atau bahkan cari jodoh. Bukan tak mungkin kelamaan muncul keinginan mempelajari,”Bagaimana sih bikin blog sendiri.” Lalu disusul dengan minat “Mau bikin website sendiri, ah.” Dan dari situlah TI mulai menjadi candu. Maka jangan heran kalau hari ini Anda belum punya FS dan dicemooh, “Gini hari belom punya FS? Tuhan aja punya!”***

Anshar.net Bukan Satu-satunya Web Teroris

JAKARTA- Terbongkarnya “sekelumit” jaringan teroris Azahari dan kawan-kawan membuka fakta bahwa internet bisa jadi media koordinasi kelompok tertentu, baik yang positif maupun negatif.

Sudah nyaris sepekan ini website www.anshar.net sulit diakses. Bagaimana tidak, sejak diketahui bahwa web tersebut menjadi media komunikasi dan koordinasi kawanan teroris Azahari dan kawan-kawan, hampir semua user internet mengaksesnya. Tentu saja ini seperti sebuah “promosi” gratis bagi kelompok tersebut.

Web yang disinyalir hasil carding itu memang lumayan sukses menjadi ajang kampanye gerakan kelompok Azahari dan kawan-kawan. Website memang sudah menjadi media informasi di samping televisi, radio, majalah atau surat kabar. Fasilitas ini bisa diakses siapa saja melalui internet. Cukup mengetahui Uniform Resource Locator (URL)-nya, semua orang bebas menyerap informasi yang ada. Website biasanya dilengkapi fasilitas untuk mengumpulkan peminat atau komunitas, yakni dengan melakukan registrasi sebagai anggota. Ada pula yang dilengkapi forum atau milis agar terjalin komunikasi antaranggotanya.

Media Ampuh
ìWebsite bisa menjadi media membujuk orang-orang, memberikan informasi yang meyakinkan dan lain-lain. Tapi, artinya orang yang terbujuk itu harus memahami informasi yang ada di situs tersebut. Sama halnya dengan opini orang yang terbentuk dengan buku, koran, majalah, dan seterusnya,” ujar Budi Rahardjo, pengamat Teknologi Informasi (TI) saat dihubungi SH, belum lama ini.

Budi yang juga dosen Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengaku lebih banyak mengamati masalah bisnis di dunia maya ketimbang terorisme. Sesungguhnya internet merupakan media komunikasi yang murah dan andal. Setidaknya internet bisa dipakai untuk berkoordinasi. Skalanya yang besar, plus keberadaan teknologi pengamanan akan dapat menyusahkan banyak pihak untuk menelusuri pemiliknya.
Inilah yang terjadi pada www.anshar.net yang ternyata terdaftar atas nama warga San Jose, Amerika Serikat (AS). Berarti ada carder alias pencuri rekening kartu kredit yang membeli domain tersebut. Fakta ini adalah bukti bahwa internet memang memungkinkan suatu kelompok melakukan propaganda secara bebas tanpa harus mempublikasikan identitasnya.

Rahasia
“Tidak mungkin jika teroris misalnya mendaftarkan domain tertentu dan menggunakan situs tersebut untuk berkomunikasi kalau semua profil asli diungkap ke publik, misalnya pendaftar siapa, alamat di mana,” komentar Heru Sutadi, pengamat TI dari Universitas Indonesia (UI) kepada SH dalam kesempatan berbeda. Inilah salah satu faktor yang membuat banyak kelompok atau organisasi memanfaatkan internet sebagai ajang propaganda.
Heru mengamati website seperti Jihadwatch. com, Haganah.com, memonitor perkembangan gerakan perjuangan. Ada juga website Qudsway.net yang digunakan Palestinian Islamic Jihad.

Jadi sesungguhnya anshar.net bukanlah satu-satunya website yang dipakai sebagai propaganda. Di luar ini, masih segudang ideologi yang menggunakan internet sebagai media ampuh berpropaganda atau memupuk kekuatan. Sebut saja gerakan Neo Nazi yang bisa dengan sangat mudah ditemukan propagandanya di dunia maya.
Namun, tidak selamanya website hanya melulu dijadikan media kelompok yang berkonotasi negatif. Budi menyebutkan ada banyak website yang digunakan untuk memerangi kekerasan seperti Ready.gov milik pemerintah Amerika Serikat yang merupakan program Department of Homeland Security yang ditujukan kepada warga AS. Sayangnya, di Indonesia, internet belum digunakan secara maksimal sebagai media komunikasi seperti di AS atau negara maju lainnya

About Me

My photo
Journalist, writer, blogger, dreamer, traveller. Winner of some journalist awards (yuck!), a ghostwriter of some techie books.